Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos,
"menulis di samping"
atau "tertulis di samping")
adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf
ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan;
kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal
paragraf telah ditandai oleh pilcrow (¶).
Sebuah paragraf biasanya terdiri
dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung.
Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik
sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal
dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf
umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam
pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal
ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf
dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu
atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan
setiap kali orang yang dikutip berganti.
Dari keterangan yang adadiatas, dapatdisimpulkanbahwaParagrafadalahKarangan
yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat
yang saling berhubungan untuk membentuk satu gagasan.
Syarat-syarat
pembentukan paragraf :
1.
Kesatuan
: tiap paragraf hanya mengandung satu pikiran / satu tema. Fungsi paragraf :
mengembangkan tema.
2.
Koherensi /
kepaduan = hubungan antara kalimat dengan kalimat.
Kepaduan
dalam kalimat dapat dibangun dengan memperhatikan :
1.
Unsur kebahasan
:
a. repetisi
b. kata ganti
c. kata transisi
a. repetisi
b. kata ganti
c. kata transisi
2.
Perincian dan
urutan isi paragraf :
a. urutan waktu
b. urutan logis
c. urutan ruang
d. urutan proses
e. sudut pandangan/ point of view
a. urutan waktu
b. urutan logis
c. urutan ruang
d. urutan proses
e. sudut pandangan/ point of view
3.
Kelengkapan
paragraf
dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik/ kalimat utama
4.
Unsur- Unsur
Kebahasan
Repetisi : pengulangan kata-kata yang dianggap cukup penting atau menjadi topik pembahasan.
Kata ganti : kata yang dipakai untuk menggantikan subyek pembicaraan.
Repetisi : pengulangan kata-kata yang dianggap cukup penting atau menjadi topik pembahasan.
Kata ganti : kata yang dipakai untuk menggantikan subyek pembicaraan.
Kata transisi : kata yang berada di antara kata
ganti dan kata repetisi.
Macam-macam
kata ganti :
a. kata ganti orang pertama (I) : aku, saya, ku,
b. kata ganti orang kedua (II) : kamu, mu, kamu sekalian,
c. kata ganti orang ketiga (III) : Anda, Dia, Beliau,mereka, nya.
a. kata ganti orang pertama (I) : aku, saya, ku,
b. kata ganti orang kedua (II) : kamu, mu, kamu sekalian,
c. kata ganti orang ketiga (III) : Anda, Dia, Beliau,mereka, nya.
Macam-macam
kata transisi :
a. berhubungan dengan pertambahan;
b. berhubungan dengan perbandingan;
c. berhubungan dengan pertentangan;
d. berhubungan dengan tempat;
e. berhubungan dengan tujuan;
f. berhubungan dengan waktu;
g. berhubungan dengan singkatan.
a. berhubungan dengan pertambahan;
b. berhubungan dengan perbandingan;
c. berhubungan dengan pertentangan;
d. berhubungan dengan tempat;
e. berhubungan dengan tujuan;
f. berhubungan dengan waktu;
g. berhubungan dengan singkatan.
Paragrafdibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu:
1.Paragraf
Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri
kejadian yang diceritakan itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga unsur utama
yaitu tokoh-tokoh, kejadian, dan latar ruang atau waktu.
Berdasarkan materi pengembangannya, paragraf narasi terbagi ke dalam dua
jenis, yakni narasi fiksi dan narasi nonfiksi.
Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif.
Narasi fiksi disebut juga narasi sugestif.
Contohnya: novel dan cerpen.
Narasi nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual,
suatu yang ada dan benar-benar terjadi. Narasi ini disebut juga narasi
ekspositori.
Contohnya biografi dan laporan perjalanan.
Perbedaan yang lebih jelas antara
narasi fiktif dan nonfiktif adalah sebagai berikut:
Narasi Fiksi
1.Menyampaikan makna atau amanat secara tersirat sebagai sarana rekreasi rohaniah.
2.Menggugah majinasi.
3.Penalaran difungsikan sebagai alat pengungkap makna, kalau perlu dapat diabaikan.
4.Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan konotasi.
Narasi Nonfiksi
1.menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan.
2.memperluas pengetahuan atau wawasan.
3.Penalaran digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan rasional.
4.Bahasanya cenderung informatif dan menitikberatkan penggunaan makna denotasi.
2.Paragraf
Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan
jelas dan terperinci. Pola pengembangan paragraf deskripsi, antara lain, meliputi
pola pengembangan spasial dan pola sudut pandang.
a.
Pola Spansial
Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas ruang
dan waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur
ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya.
Contoh:
Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis. Apalagi dengan
cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini
tampak indah, mampu memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang
memandangnya. Lampu-lampu taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah
ada. Begitu hangat. Begitu indah.
b.
Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan tempat
atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola sudut pandang tidak
sama dengan pola spansial. Dalam pola ini penggambaran berpatokan pada posisi
atau keberadaan penulis terhadap objek yang digambarkannya itu.
Contoh:
Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing diatas
jalan. Medasing menegakkan dirinya sambil menguasai ke muka dan ia pun berdiri
tiada bergerak sebagai pohon diantara pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang
lebih terang dari perkataan itu maju sekian temannya sejajar dengan dia.
3.Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu
hal atau objek. Dari paragraf Jenis ini diharapkan para pembaca dapat memahami
hal atau objek itu dengan sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang
dikemukakan, paragraf eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai
bentuk fakta dan data lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan
paragraf eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab dan akibat, serta
ilustrasi.
a.
Pola Proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau
perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan
dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses,
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1) penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2) penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3) penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh prose dengan jelas.
Contoh :
Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman,
daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya,
ambilah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil
tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu,
ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk
membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan
berseri-seri.
b.
Pola Sebab Akibat
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dngan menggunakan sebab-akibat.
Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat
sebagai perincian pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat
dijadikan gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu
dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.
Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal.
Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal.
Contoh :
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, Impor beras
meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan
tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1986, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu
ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. akan tetapi, pada tahun 1004,
neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras
meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.
c.
Pola Ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-ilustrsi konkrit.
Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi tersebut tidak berfungsi untuk
membuktikan suatu pendapat. Ilustrasi-ilustrsi tersebut dipakai sekedar untuk
menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini pengamatan-pengamatan pribadi merupakan
bahan ilustrasi yang paling efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum
tersebut.
Contoh :
Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami imbas krisis ekonomi
sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup
mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46
persen. Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sektor kehutanan masih
tumbuh 2,95 persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian
terhadap produk domestik broto (PDB) meningkat dari 18,07 persen menjadi 18,04
persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sector pertanian merosot dari
tahun ke tahun.
4.Paragraf
Argumentasi
Argumentasi bermakna ‘alasan’. Argumentasi berarti pemberian alasan yang
kuat dan meyakinkan. Dengan demikian, paragraf argumentasi adalah paragraf yang
mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan.
Alasan-alasan, bukti, dan sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi
pembaca agar mereka menyetujui pendapat, sikap atau keyakinan.
Dalam beberapa hal memang terdapat beberapa persamaan antara
paragraf-paragraf eksposisi, yang telah kita pelajari terdahulu, dengan
paragraf argumentasi. Persamaan tersebut, antara lain bahwa kedua jenis
paragraf tersebut sama-sama memerlukan data dan fakta yang meyakinkan. Namun
demikian, terdapat pula perbedaan yang mencolok antara keduanya.
Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan antara paragraph eksposisi dan
argumentasi adalah sebagai berikut.
a.
persamaan
1) Argumentasi dan eksposisi sama-sama menjelaskan pendapat, gagasan dan keyakinan kita.
2) Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan fakta yang diperkuat atau dipenjelas dengan angka, peta, grafik, diagram, gambar, dan lain-lainnya.
3) Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan analisis dan sintesis dalam pembahasannya.
4) Argumentasi dan eksposisis sama-sama menggali idenya dari:
a) pengalaman,
b) pengamatan dan penelitian,
c) sikap dan keyakinan.
c) sikap dan keyakinan.
b. Perbedaan
1) Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga pembaca
memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya. Argumentasi bertujuan untuk
mempengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap dan
keyakinan kita benar.
2) Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk menjelaskan sesuatu
yang kita kemukakan. Argumentasi memberi contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk
membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar.
3) Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu yang
telah diuraikan sebelumnya.
4) Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang
telah diuraikan sebelumnya.
Contoh:
Mengembangkan hubungan positif dengan orang lain sebenarnya bertujuan pada
satu hal: anda harus menjadi seorang pengamat manusia. Bila anda benar-benar
mampuy mengerti manusia atau orang, tahu akan ketakutan, harapan, dan impian
mereka, maka akan memiliki kemampuan mengembangkan hubungan tersebut.
Berbicaralah dengan orang-orang. Dengarkanlah keinginan hati mereka. Amatilah
mereka dan pelajarilah cara mereka berpikir. Tentu saja anda harus membaca buku
dan mendengarkan pkaset raihlah apa yang anda peroleh dari kebijakan orang
lain, namun jangan abaikan bergaul dengan orang lain dan pelajarilah tabiat
mereka. Ini adalah sau gaya hidup yang harus dikembangkan, bukan satu studi
ilmiah.
Sumber:
Nama Kelompok : Aryanto
Syahrun
Diyaar
Maulana
Preestra Crown Eka
0 komentar:
Posting Komentar