Kamis, 07 April 2011

WALL-E

                Wall-E adalah sebuah film tentang bagaimana perkembangan teknologi dapat berpengaruh negatif manusia dan bumi ini. Cerita ini dimulai pada 700 tahun setelah bumi ditinggalkan manusia karena banyaknya sampah dan berkembangnya teknologi yang mempengaruhi pola hidup manusia. Pada saat itu, WALL-E dihadirkan sebagai robot pembantu manusia dalam membersihkan sampah-sampah yang dibuang oleh manusia dengan sembarangan. WALL-E adalah singkatan dari Waste Allocation Load Lifter Earth-Class, WALL-E ini memiliki tugas membersihkan bumi. Pada awalnya ada banyak sekali WALL-E yang bekerja di bumi.

                WALL-E adalah sebuah film animasi yang diproduksi oleh Pixar Animation Studios dan dirilis oleh Walt Disney Pictures. Tokoh utama dalam film ini adalah sebuah robot yang bernama WALL-E. Film ini dirilis pada tanggal 27 Juni 2008. Film yang disutradarai oleh Andrew Stanton, yang sebelumnya menyutradarai Finding Nemo dan memenangkan Academy Award untuk kategori film animasi. Jim Morris, yang sebelumnya bekerja untuk Lucasfilm, menjadi produsernya. Karakter-karakter dalam WALL-E, sebagian besar suaranya tidak disuarai oleh manusia, tetapi oleh suara mekanik.
                Pada awalnya ada banyak sekali WALL-E yang bekerja di bumi, tetapi tidak banyak dari mereka yang bertahan hidup (biasanya terjadi kerusakan, berkarat, dll) hingga pada akhirnya hanya ada 1 WALL-E yang bertahan dalam bertugas membersihkan bumi ditemani dengan teman kecilnya yaitu seekor kecoa bernama Spot. Perintah yang ditugaskan untuk WALL-E adalah membersihkan bumi dengan cara memadatkan sampah-sampah menjadi bentuk kotak dan menyusunnya seperti sebuah gedung. WALL-E pun setiap harinya akan mengumpulkan barang-barang yang menurutnya bagus dan berguna untuk dikumpulkan di garasinya entah sebagai suku cadangnya atau sebagai hiasan untuk rumah garasinya.
                Bekerja dalam kesendirian membuat WALL-E merasa kesepian. Ia pun sering menghibur diri dengan menyimpan benda-benda rongsokan yang menarik hatinya. Termasuk tutup tempat sampah yang dijadikan topi untuk menari seperti pada film dan lagu yang sering ia putar saat sedang berada di garasinya.
                Suatu hari disaat dia sedang bekerja membersihkan sampah-sampah tersebut, dia menemukan sebuah tanaman yang hidup di dalam sebuah kulkas tua dan rusak. Tanaman tersebut kemudian dia ambil dan dia taruh di dalam sebuah sepatu. Saat kembali ke rumahnya, dia menemukan sinar merah yang unik datang dari langit, lalu dia mengejarnya hingga akhirnya dia melihat sebuah kapal besar datang dan dari sinilah muncul robot perempuan baru bernama EVE.
                Dan dari sinilah WALL-E memiliki rasa ketertarikan terhadap EVE. EVE memiliki perintah yaitu untuk mencari tanaman yang masih hidup di bumi agar manusia-manusia yang hidup di Kapal Axiom dapat kembali ke bumi. Kapal Axiom ini disponsori oleh perusahaan Buy N Large (BnL) yang menyediakan bermacam-macam fasilitas agar manusia tidak perlu repot-repot melakukan suatu hal. Karena selama berabad-abad manusia hidup dalam mikrogravitasi, manusia di dalam Kapal Axiom tersebut kehilangan banyak sekali kalsium sehingga mereka tumbuh dengan fisik yang sangat gemuk.
                Pada awal abad ke-22, sebuah perusahaan "raksasa" Buy N Large (BnL) menguasai perekonomian di Bumi, termasuk pemerintahan. Akibat dipenuhi sampah yang tidak didaur-ulang, maka Bumi menjadi sangat tercemar oleh sampah-sampah elektronik, sehingga kelangsungan hidup manusia menjadi terancam. Untuk mencegah kepunahan manusia, Shelby Forthright (Fred Willard) selaku CEO Buy N Large, melakukan pengungsian massal dari Bumi selama lima tahun di atas armada kapal luar angkasa eksekutif bernama axiom yang menyediakan setiap keperluan manusia, dan dilengkapi dengan robot-robot yang semuanya berjalan secara otomatis untuk melayani kebutuhan manusia.
                Ratusan-ribu unit robot penghancur sampah yang dinamai dengan WALL-E ditinggalkan di Bumi untuk membersihkan Bumi. Robot-robot tersebut diprogram untuk memadatkan dan menumpuk sampah-sampah elektronik yang telah memenuhi seluruh daratan di Bumi, agar memudahkan untuk peleburan. Tumpukan sampah-sampah elektronik telah dipadatkan dan dikumpulkan oleh robot-robot WALL-E, tumpukan sampah tersebut telah setinggi gedung pencakar langit. Namun, proyek ini dibatalkan karena Forthright memperkirakan bahwa pada tahun 2110 Bumi sudah terlalu tercemar dan sudah tidak memungkinkan untuk dihuni oleh manusia. Pada tahun 2815, kira-kira 700 tahun kemudian, hanya satu WALL-E yang masih berfungsi.
                Berabad-abad kehidupan telah dilalui oleh WALL-E, sehingga ia memiliki kecerdasan yang lebih baik dan rasa keingin-tahuan. Ia gemar mengoleksi barang-barang yang menarik di tumpukan sampah yang memenuhi Bumi, mengambil onderdil untuk suku cadangnya dari WALL-E lain yang sudah tidak aktif. Ia sering menonton film musikal tahun 1969 yang berjudul Hello, Dolly! dari kaset video. Video lainnya yang ia nikmati adalah Put on Your Sunday Clothes, dan adegan berpegangan tangan dalam video "It Only Takes a Moment" yang mengajarnya memiliki perasaan.
                Pada suatu hari, WALL-E menemukan sebuah bibit tumbuhan, lalu menanamnya dalam sebuah sepatu usang. Tidak lama kemudian, sebuah kapal luar angkasa mendarat di Bumi dan mengeluarkan EVE (Elissa Knight), sebuah robot perempuan yang dikirim oleh pesawat raksasa yang bernama Axiom, ia diprogramkan untuk mencari tanda-tanda kehidupan flora di Bumi. WALL-E jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya, EVE juga mengagumi kepribadian WALL-E. Sungguh disayangkan, ternyata cinta WALL-E tidak terbalaskan, karena EVE diprogramkan untuk mencari keberadaan tumbuhan di Bumi. Saat WALL-E menunjukkan bibit tumbuhan yang ditemukannya kepada EVE, EVE menyimpan bibit itu ke dalam tubuhnya, setelah itu EVE menjadi non-aktif secara otomatis. WALL-E berusaha melindungi tubuh EVE yang tidak berstatus non-aktif sampai EVE diambil kembali oleh pesawat yang mengantarnya ke Bumi. Dengan rasa gelisah dan panik, WALL-E mengejar pesawat itu. WALL-E berhasil menyusup ke dalam pesawat Axiom.
                Setelah berabad-abad hidup dalam mikrogravitasi, manusia di pesawat Axiom banyak kehilangan kalsium, sehingga membuat mereka menjadi sangat gemuk dan tidak mampu berdiri atau berjalan. Aktivitas manusia sepenuhnya dilayani oleh robot. Pilot pesawat Axiom adalah Kapten B. McCrea (Jeff Garlin) juga memerintahkan segala tugasnya kepada sistem autopilot pesawat yang bernama AUTO (suara program MacInTalk). Saat WALL-E mengikuti EVE ke dalam kapal, kelakuannya yang tidak biasa, menyebabkan manusia dan robot bertindak tidak seperti biasanya. Khususnya M-O, robot dekontaminasi yang diprogramkan untuk membersih setiap pencemaran di dalam pesawat , ia mengejar WALL-E supaya ia dapat membersihkan kotoran asing yang bersumber dari Bumi, dan dua orang manusia bernama John (John Ratzenberger) dan Mary (Kathy Najimy) yang sebelumnya hanya melihat melalui media elektronik berupa monitor, sehingga mereka melihat pemandangan secara langsung karena WALL-E membuat mereka terlepas dari monitor yang terpasang di tempat duduk mereka.
                Setelah sampai di dalam pesawat, EVE diaktifkan kembali dan diprogram untuk mengantar bibit tadi kepada McCrea agar diletakkan dalam alat pendeteksi yang dinamai holo-detector. Alat tersebut adalah sebuah mesin pendeteksi yang berfungsi memberikan informasi bahwa manusia dapat kembali hidup di Bumi, dan akan mengembalikan manusia ke Bumi secara otomatis setelah mendeteksi bibit tadi yang merupakan pedoman yang memungkinkan manusia untuk kembali hidup di Bumi. Sewaktu akan mendeteksi tumbuhan yang terdapat dalam tubuh EVE, bibit itu hilang. EVE dianggap telah rusak dan dikirim ke bagian perbaikan robot bersama WALL-E. Saat EVE diperiksa, WALL-E menyangka EVE akan dihancurkan oleh mesin pemeriksa tersebut, lalu ia merampas senjata plasma EVE dan menembakkannya, sehingga membebaskan robot-robot rusak lainnya di ruang perbaikan. Tindakan WALL-E menjadi ancaman bagi setiap penghuni pesawat Axiom, EVE dan WALL-E menjadi buronan yang dianggap robot berbahaya. EVE yang tidak tahan dengan sikap WALL-E, mencoba mengantarnya kembali ke Bumi dengan menggunakan sebuah kabin.
                Saat asisten utama McCrea (GO-4) tiba dan menyimpan bibit yang hilang itu ke dalam kabin; GO-4 yang mencurinya tanpa diketahui McCrea. Melihat bibit tersebut, WALL-E memasuki kabin tempat diletaknya bibit tersebut. GO-4 akan menghancurkan kabin tersebut dengan mengaktifkan program penghancuran secara otomatis sehingga akan meledak setelah hitungan mundur 20 detik. Saat itu WALL-E berada di dalam kabin tersebut, namun WALL-E berhasil meloloskan diri bersama bibit itu sedetik sebelum musnahnya kabin tadi. EVE lega karena WALL-E menyelamatkan bibit itu dan mereka terbang dengan bahagianya di angkasa sekitar pesawat Axiom.
                EVE dan WALL-E mengembalikan bibit itu kepada McCrea. Kapten McCrea ingin mengetahui bagaimana keadaan Bumi pada saat ini, lalu McCrea memutar rekaman yang direkam oleh kamera yang terpasang pada EVE, yang membuat EVE menyaksikan usaha WALL-E melindunginya ketika ia dalam status non-aktif. Akhirnya, EVE juga jatuh cinta pada WALL-E. Terpesona oleh gambar-gambar kehidupan zaman dulu di Bumi sebelum berdirinya Buy N Large, McCrea perihatin melihat kerusakan alam di Bumi yang digambarkan dalam rekaman EVE. Kemudian McCrea merencanakan agar manusia kembali ke Bumi untuk memulihkan segalanya. Namun, AUTO menegaskan bahwa manusia tidak boleh kembali ke Bumi, lalu ia terpaksa menampilkan tayangan berupa rekaman Shelby Forthright yang memerintahkan semua autopilot agar tidak mengembalikan manusia ke Bumi, karena proyek pembersihan yang diusahakan telah gagal. AUTO yang dirancang untuk menuruti perintah tersebut, memberontak dan membuang bibit tumbuhan tersebut. Dalam memperebutkan bibit itu, AUTO dengan ganasnya menyerang WALL-E yang mencoba melindungi bibit itu dan menekan tombol non-aktif di badan EVE. WALL-E dan EVE dibuang ke tempat pembuangan sampah bersamaan dengan bibit tadi, dan mengunci McCrea di dalam kamarnya.
                Di tempat pembuangan sampah, EVE kembali aktif setelah sebuah tombol yang ada di dada EVE tersentuh oleh serangga. EVE berusaha mencari WALL-E, setelah menemukannya EVE melihat WALL-E telah rusak berat. Ia berusaha memperbaiki WALL-E, tapi usahanya sia-sia karena tidak ada komponen tubuh WALL-E yang cocok dengan yang ia temukan. Pada saat proses pembuangan sampah diaktifkan, gerbang pembuangan terbuka. Saat itu juga datang M-O yang mengejar WALL-E karena ingin membersihkan kotoran asing yang melekat di tubuh WALL-E. Kemudian M-O terjepit gerbang yang tertutup setelah sampah beserta WALL-E dan EVE dikeluarkan dari tempat pembuangan. Gerbang tidak sepenuhnya tertutup karena M-O terjepit pada gerbang saat mengejar WALL-E untuk membersihkan kotoran asing. Kesempatan ini digunakan oleh EVE untuk menyelamatkan diri dari pembuangan.
                Setelah berhasil menyelamatkan diri dari tempat pembuangan sampah dengan bantuan M-O, EVE menolak perintah otomatis yang telah diprogramkan untuk membawa bibit ke pesawat. Ia masih berusaha untuk memperbaiki WALL-E, tapi WALL-E berharap EVE menuruti perintah tersebut sambil mengingatkan EVE jika seandainya mereka berhasil kembali ke Bumi, WALL-E dapat diselamatkan dengan suku cadang yang disimpannya.
                WALL-E dan EVE membawa bibit tadi untuk diletakkan di mesin pendeteksi yang ada di pesawat Axiom dengan bantuan M-O. Mereka berdua dibantu McCrea yang menyuruh mereka agar cepat ke mesin pendeteksi tersebut, mereka juga dibantu robot-robot rusak yang membantu mereka dengan melawan robot-robot penjaga. McCrea membohongi AUTO dengan mengatakan bahwa bibit itu ada padanya, dengan mengelabui AUTO melalui visual dari monitor. Kemudian AUTO mendatangi McCrea, lalu mereka berkelahi. McCrea berhasil mengaktifkan mesin pendeteksi, mengakibatkan AUTO memiringkan posisi Axiom, mengakibatkan manusia-manusia yang tidak dapat berjalan menjadi berjatuhan dan tertumpuk di sudut pesawat. Auto mencoba menutup mesin pendeteksi tersebut, namun ditahan WALL-E dengan mengorbankan tubuhnya. McCrea berusaha untuk berdiri dan berjalan untuk mendekati dan mengalahkan AUTO. Pada saat perkelahian dengan AUTO, McCrea melihat tombol merah yang terbuka di bagian tubuh AUTO. Lalu McCrea menekan tombol tersebut, sehingga  AUTO  yang merupakan pengendali pesawat Axiom menjadi berstatus manual. McCrea dapat dengan sepenuhnya mengendalikan AUTO, dan mengembalikan posisi Axiom ke posisi semula. Akhirnya, bibit berhasil dimasukkan ke dalam mesin pendeteksi (holo-detector), dan melepaskan WALL-E yang bertambah rusak karena terjepit mesin pendeteksi yang akan menutup. Setelah bibit tadi dimasukkan ke dalam holo-detector, pesawat Axiom menuju ke Bumi dengan kecepatan cahaya.
                Setelah mendarat di Bumi, EVE bergegas memperbaiki dan menghidupkan kembali WALL-E dengan menggunakan suku cadang yang ada di tempat tinggal WALL-E. Sayangnya, WALL-E telah rusak berat dan hampir semua komponennya ditukar oleh EVE dengan yang baru. Meskipun WALL-E telah diperbaiki dengan sempurna, tapi WALL-E bukanlah WALL-E yang dikenal EVE. WALL-E telah menjadi WALL-E yang diprogram untuk mengerjakan tugasnya dan tidak memiliki perasaan dan ingatan yang dimiliki WALL-E yang EVE kenal. EVE sedih karena WALL-E yang dicintainya sudah tiada, EVE memegang tangan WALL-E lalu menempelkan kepalanya ke kepala WALL-E (bermakna ciuman). Percikan listrik dari “ciuman” tadi memulihkan ingatan dan kepribadian WALL-E, lalu dia dapat mengingat EVE dan bahagia karena dapat berpegangan tangan dengan EVE.
                Manusia dan robot bekerjasama dalam memperbaiki kehidupan di Bumi dengan harapan baru, di bawah pimpinan McCrea. Akhirnya, kehidupan yang normal dapat dinikmati kembali oleh manusia. Seiring waktu dan kerjasama manusia dengan robot, Bumi kembali normal seperti sedia kala. Mengenai kelanjutan kehidupan manusia beserta para robot di Bumi, dapat dilihat pada lukisan-lukisan yang terdapat pada kredit penutup dalam film animasi ini.
                Dari film ini dapat saya simpulkan bahwa, semua yang praktis dan instant tidak selamanya akan berpengaruh positif tetapi akan berpengaruh negatif juga seperti teknologi pada contohnya. Teknologi hanyalah sebagai sarana pendukung dan sarana yang membantu manusia untuk melakukan sesuatu tetapi jangan sepenuhnya mengandalkan teknologi. Karena teknologi dapat membutakan mata dan pikiran manusia dari lingkungan sekitarnya yang seharusnya bisa membuat manusia lebih banyak belajar. Tidak selamanya belajar dari lingkungan dan alam akan dibilang sebagai manusia yang kuno, tetapi belajar dari lingkungan dan alam akan membuat manusia tersebut menjadi manusia yang berkembang jauh lebih maju daripada manusia yang hanya bergantung pada teknologi. Pelajaran kedua dari film ini adalah, dilarang membuang sampah sembarangan. Karena dengan membuang sampah sembarangan dapat membuat bumi menjadi semakin kotor dan akan berakibat seperti pada film ini. Maka, jagalah bumi kita dengan baik agar bumi kita tetap bersih dan mampu bertahan lebih lama umurnya dengan selalu menjaga kebersihan, tidak membuang sampah sembarangan, dan lain-lain.
                Kelebihan atau hal lain yang menarik adalah masalah pewarnaan. Bila film animasi biasanya menyuguhkan warna-warna yang cerah, maka film ini justru didominasi oleh warna kecoklatan. Namun justru di situ kelebihannya. Warna yang serba kecoklatan membawa kesan seolah kita berada di alam yang nyata namun di saat yang sama juga memberikan kesan asing. Namun mungkin yang lebih menarik lagi adalah kepiawaian sang animator yang mampu menghidupkan perasaan yang terjalin antara WALL-E dan EVE lewat segala keterbatasannya. Ada emosi yang kuat walaupun WALL-E dan EVE hampir tak pernah 'berbicara' dan tak ada emosi yang bisa ditampilkan dari raut muka serta kepeduliaannya terhadap bumi. WALL-E bisa jadi adalah salah satu film yang benar-benar bisa menghibur dalam artian yang sebenarnya. Jika robot saja bisa peduli terhadap kehidupan di bumi, kenapa manusia tidak bisa? Maka dari itu, tetaplah menghargai bumi yang sudah semakin tua ini agar bisa menjadi tempat tinggal yang selalu layak untuk kita.

Sumber





Template by - Abdul Munir - 2008 - layout4all